Minggu, 26 April 2020

ISOLASI DAN LOCKDOWN SUDAH ADA SEJAK DAHULU DI LUNANG

Isolasi menurut arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkan manusia dari manusia lain; pengasingan; pengucilan. Sedangkan menurut Istilah Centers for Desease Control and Prevention (CDD), isolasi merupakan langkah memisahkan antara orang diduga hingga positif penyakit menular dengan orang sehat.

Di Nagari Lunang isolasi telah ada sejak dahulu kala, untuk mengobati penyakit guna mencegah  penularan seperti penyakit kusta atau lepra, bahasa Lunang penyakit Kput. Isolasi ini bukan isolasi mandiri dirumah tetapi isolasi personal, yang mana pasien diasingkan ditepi hutan ataupun ladang biasanya dibagian hilir sungai. Selama masa pengasingan yang besangkutan dipantau oleh kerabat dekat saat mengantarkan bekal makanan, keputusan isolasi tersebut tentunya dalam rangka pengobatan yang ditangani oleh tabib (dukun) tempatnya berobat. Lama isolasi tergantung cepat lambatnya kesembuhan pasien ada yang sampai empat puluh hari bahkan lebih.

Zaman sekarang sudah jarang bahkan hampir tidak ada lagi pengobatan tersebut, hal ini dikarenakan semakin majunya dunia medis disamping telah tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Makanya dahulu masih sering kita dengar sumpah mboh knai kput karena saking mengerinya penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobaterium leprae.

Poto : Ilustrasi
Lockdown dalam bahasa Indonesia sama dengan Karantina atau kuncian, menguci akses masuk maupun keluar bagi siapapun untuk mencegah penyebaran virus. 
Beda lockdown di Lunang dengan Lockdown seperti yang saya terangkan diatas, lockdown yang kita bahas disini adalah persamaan bunyi dalam istilah bahasa indonesia disebut Rima. Jadi lockdown di Lunang adalah Laukdaun, laukdaun adalah menu doa assura tepatnya 1 Muharam yang rutin dilakukan disetiap mushalla di Nagari Lunang. Laukdaun adalah istilah makan pucuk kayu yang mana doa waktu itu tidak dibolehkan menunya besifat hewani berupa daging seperti ayam, ikan, telur dan sebagainya, akan tetapi musti menu nabati seperti sayuran pucuk ubi, kacang-kacangan dan lain-lain. Nulih Sambe Nunggu Babuko

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1441 H

Minggu, 12 April 2020

DOA BERSAMA MEMASUKI BULAN RAMADHAN

PROSESI MEMASUKI BULAN RAMADHAN  
Poto Courtesy of : Mizi TampanDeh
Dua minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan masyarakat Nagari Lunang mulai melakukan berbagai persiapan dalam menyambut bulan suci tersebut, sesuai dengan tradisi turun temurun yakni Doa Bersama Memasuki Bulan Ramadhan (Badawa Masok Posou). Doa ini dilaksanakan secara berkelompok sesuai Suku atau Kaum masing-masing kelompok masyarakat.
Di Lunang terdapat Delapan suku dikenal dengan Panghulu nan Salapan, adapun nama-nama suku tersebut adalah : Malayu, Malayu Gadang Rantau Kataka, Malayu Gadang Kumbuang, Malayu Durian/Rajo, Malayu Kecik, Malayu Tangah, Caniago Patih dan Caniago mangkuto.klik disi

Hari waktu berdoa ditetapkan berdasarkan musyawarah Penghulu dengan Nan Tuo dan Mande Rubiah biasanya hari tersebut tidak sama antar satu suku dengan suku yang lainnya, hal ini berguna untuk pihak urang sumando agar bisa ikut, tidak bersamaan dengan jadwal dari suku mereka dan juga tamu dari suku lain bisa turut serta bagi yang berkesempatan.  Setelah mengetahui hari selanjutnya Pemangku Adat menyampaikan kepada Anakrapek, Sanak kemenakan serta Urang sumando. Sehari sebelum doa berbagai kesibukan mulai terlihat seperti membuat penganan malamang (memasak lemang), pinyaram serta masakan nasi gulai ayam, singgang ayam bahkan kambing bagi yang bernazar.


LOKASI BERDOA
Poto Courtesy of : Mizi TampanDeh
Tempat berdoa yakni dimakam atau pusara leluhur (bahasa Lunang = Tpat) sesuai norma adat di Minangkabau Basasok Bajarami Bapandam Bakuburan untuk menandai eksistensi suatu kaum sejak dulunya telah ada di tanah Lunang. Saat ini hampir di masing-masing Tpat memiliki Balai-balai (Balairung Terbuka), ada juga kaum yang melaksanakan doa di Mushalla. Selama ini banyak salah persepsi dikalangan masyarakat awam beranggapan doa tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Perlu penulis luruskan Badawa Masok Posou bukan sekedar Berdoa saja lebih dari itu membersihkan makam mendoakan para leluhur (Ziarah kubur) tak kalah pentingnya agar seluruh sanak keponakan mengetahui letak pusara leluhurnya, bukan meminta pada leluhur ini adalah sirik. Dengarkan penjelasan berikut dari : Ust. Adi Hidayat dan Ust. Abdul Somad. Badawa Masok Posou pada tahun sekarang tetap berjalan sebagaimana biasanya, walaupun ditengah pandemi virus corona semoga kita dijauhkan dari segala macam bala dan penyakit termasuk wabah CONVID-19.

Mizi TampanDeh Mengucapkan :
MARHABAN YA RAMADHAN 1441 H NAGARI LUNANG