Jumat, 20 Maret 2020

DOA SAPU RUMAH

Biasanya kita lebih familiar mendengar doa sapu jagad, nah di Nagari Lunang kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat ada namanya "Doa Menyapu Rumah" doa ini bukan berupa lafaz seperti doa sapu jagad dan jangan membayangkan pula membersihkan rumah dengan sapu sembari berdoa..! seperti ini untuk lebih jelasnya cekidot...πŸ‘‡
Suasana Doa Menyapu Rumah

Sejarah awal doa menyapu rumah
Asal mula doa menyapu rumah,  adalah saat ketika suatu keluarga akan melaksanakan hajatan pernikahan dari pihak perempuan maupun hajatan sunatan, maka dilakukanlah rembug keluarga besar terdiri dari Penghulu suku (Datuk), Pemangku adat, Mamak (Paman), Keponakan dan seluruh kerabat dekat. Hal ini dilakukan untuk sekiranya ada permasalahan seperti perselisihan dalam keluarga, tidak lagi bertegur sapa disebabkan suatu hal baik karena masalah ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Sebelum resepsi dimulai seluruh permasalahan tersebut musti diselesaikan. Sesuai dengan semangat dan musyawarah dalam adat minangkabau "tiada kusut yang tidak terselesaikan dan tiada keruh yang tidak terjernihkan" sebagaimana lazimnya setelah musyawarah selesai ditutup dengan doa makan bersama. Dari filosofi musyawarah inilah dinamakan "Doa Menyapu Rumah" dalam bahasa daerah Lunang (Badawa nyapu umah).

Evolusi doa menyapu rumah
Seiring dengan berjalannya waktu Doa menyapu rumah telah banyak mengalami perubahan, awalnya sebagaimana disebutkan diatas. Kalangan yang hadir bukan cuma keluarga inti lagi secara berangsur telah dihadiri oleh semua kalangan yang sesuku serta tetangga dari yang mengadakan hajatan. Sekarang semua masyarakat dari berbagai latar belakang suku bahkan kerabat dari luar daerah pun ikut tentunya yang bersangkutan telah diberitahukan sebelumnya.

Doa menyapu rumah dilaksanakan tiga hari sebelum acara puncak hajatan biasanya dilaksanakan pada hari selasa malam ba'da magrib namun bisa saja bukan pada hari selasa kalau seandainya ada haul lain. Karena yang hadir ratusan orang tuan rumah musti menyiapkan beberapa tenda serta numpang dengan tetangga sebelah dan jangan heran sering meluber dipinggir jalan raya. Masakan yang disediakan bukan lagi sebatas nasi gulai tetapi berupa Sate atau Pecal serta buah-buahan, minuman disamping kopi dan teh ada juga minuman kemasan, sesuai adat istiadat musti ada dua Punjung (sejenis tumpeng) satu didalam rumah satu diluar (dalam tenda). Sebelum menyantap makanan yang disajikan tersebut jangan lupa Sumbangan sesuai kemampuan ditulis Nama serta jumlahnya

Setelah selesai makan sebelum bubar atau pulang pemangku adat memberitahukan jumlah sumbangan yang terkumpul kepada orang yang hadir, akan tetapi para tetua, penghulu, pemangku adat dan kerabat dekat yang berada didalam rumah belum pulang, masih ada pembahasan berikut diantaranya lama dan bentuk acara hajatan serta kesenian atau hiburan apa saja yang akan diadakan nantinya musti disampaikan pihak tuan rumah pada saat itu.

Banyak sedikitnya masyarakat yang hadir sangat tergantung dari pergaulan dan interaksi si tuan rumah dalam bermasyarakat, ibarat arisan kalau hajatan orang kita tak pernah pergi jangan harap orang lain banyak yang datang pada saat hajatan kita kecuali kerabat dekat, dalam artian bukan karena keluarga terpandang lantas banyak yang datang atau sebaliknya karena keluarga sederhana sedikit yang datang, tidak..! Semakin banyak yang datang tentu semakin besar sumbangan yang terkumpul sesuai dengan asas gontong royong untuk membiayai resepsi, bahkan dana yang terkumpul bisa melebihi biaya yang dikeluarkan selama resepsi. Hmm...tentu tuan rumah beruntung sekali. Selain faktor diatas ada salah satu sebab sedikitnya kehadiran masyarakat yaitu faktor cuaca, kalau sudah hujan lebat siap-siap tuan rumah rugi besar bisa-bisa biaya modal buat makanan dan minuman tidak kembali, makanya sebelum doa menyapu rumah si tuan rumah biasanya bernazar serta mendatangi pawang hujan (hehehehe)⛈.







 

Senin, 16 Maret 2020

TRADISI ISRA' MI'RAJ DI NAGARI LUNANG


Setiap tanggal 27 Rajab penanggalan kalender hijriah,  umat Islam memperingati peristiwa Isra Mi’raj tak terkecuali Nagari Lunang. Isra Mi’raj, Disebutkan didalam Surat Al-Isra' ayat 1 dalam Alqur'an yakni Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pengajian di Setiap Musholla
Peringatan Isra' Mi’raj di Nagari Lunang diisi dengan kegiatan pengajian, seperti ceramah agama yang disampaikan oleh para Tuangku maupun ustadz lokal yang ada di Lunang, biasanya jadwal urutan Mushalla dari mulai awal sampai akhir tempat khatam (mti) diumumkan sebelum shalat Jum'at pada pertengahan bulan rajab di Masjid Raya Lunang.
Jadwal Isra' Mi'raj Tahun 2012

Peringatan Isra' Mi’raj dilakukan ba'da Isya diawali dengan pembacaan qalam illahi dilanjutkan dengan tausiyah, yang menarik para kaum ibu pada saat pergi ke Mushalla membawa berbagai makanan serta minuman. Dahulunya penganan yang dibawa merupakan penganan tradisional buatan sendiri seperti onde-onde (nondeh), nogosari (Lpek) dan lain sebagainya begitu juga minuman kopi dan teh, seiring perkembangan zaman penganan tersebut telah jarang kita temui, saat ini berubah berupa roti, kerupuk dan makanan ringan lainnya serta minuman kemasan (soft drink). Khusus saat mti hari terakhir atau penutup dilakukan doa bersama dilengkapi dengan singgang ayam sikunyit. Diberbagai tempat termasuk di Nagari tetangga Lunang Satu, Lunang Selatan malam puncak Isra' Mi'raj lazim diisi dengan kirab, arak-arakan, atau pawai  obor keliling umumnya dilakukan oleh para santri.


Koleksi Pribadi
Suasana Isra' Mi'raj Terkini
Isra' Mi'raj di mushalla kini kurang menarik minat kaum muda Muslim, khususnya generasi milenial, dulu selalu ramai saat berlangsung isra' mi'raj, dari Nek-nek, Mak-mak hingga Anak-anak mungkin kala itu kemajuan teknologi informasi belum semasif saat ini yang punya televisi hanya segelintir orang, androidpun belum ada. Kini Induk-induk lebih suka nonton sinetron/infotaiment didepan tv, ketika ditanya atau diajak tetangga jawabannya capek bekerja kesawah/ladang waktu siangnya sudah menjadi alasan pembenaran ketidakhadiran mereka. Kedepan menjadi tanggungjawab kita bersama (Termasuk Penulis cok dak pai, heheheπŸ™) menghidupkan kembali suasana isra' mi'raj agar semarak seperti dulu lagi, terutama Ninik mamak, Alim ulama, Pemerintahan Nagari sebagaimana yang dicanangkan oleh Pemerintah daerah Sumatera Barat program back to surau atau kembali ke Surau bukan kembali ke LaptopπŸ’»πŸ˜….


SELAMAT MEMPERINGATI ISRA' MI'RAJ TAHUN 1441 H NAGARI LUNANG